Saturday, April 27, 2013

Festival Film Purbalingga 2013: Pintu Masuk Karya Pelajar Berkualitas DIKUTIP dari FilmPelajar.com


Festival Film Purbalingga (FFP) kembali hadir. Festival film yang memasuki tahun ke-7 ini akan digelar selama sebulan mulai 27 April hingga 25 Mei 2013 di Banyumas Raya.
Festival yang pertama kali digelar tahun 2007 ini merupakan salah satu program tahunan Cinema Lovers Community (CLC) sebagai bentuk komitmen terhadap perkembangan film di Indonesia.
FFP ditujukan untuk membangun kultur baru menonton film bagi masyarakat Purbalingga dan Banyumas Raya pada umumnya, serta sebagai ruang laboratorium pendidikan dengan film sebagai media penyampai.
Festival ini menyuguhkan sekumpulan film pendek dan panjang dalam kemasan Program Layar Tanjleb (tancap), Kompetisi Pelajar Banyumas Raya, Non-Kompetisi untuk Nasional, dan Program Khusus.
Program Layar Tanjleb
Sejak dua tahun lalu, program unggulan yang terus ditawarkan berupa Layar Tanjleb keliling desa di wilayah Banyumas Raya (Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Banyumas).
Tahun ini ada 18 desa di wilayah Banyumas Raya yang akan disambangi. Dua desa di Banjarnegara, tiga desa di Banyumas, dua desa di Cilacap, dan 11 desa di Purbalingga. Pembukaan festival akan dipusatkan di Gerumbul Panyatan, Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, Purbalingga pada Sabtu, 27 April 2013.
Direktur Festival Film Purbalingga Bowo Leksono menuturkan Program Layar Tanjleb merupakan pemutaran film dengan media layar tancap di suatu area, pertigaan, perempatan, halaman rumah, atau lapangan bola yang mengundang publik luas untuk berpartisipasi. “Materi film yang hendak diputar adalah kompilasi film pendek kompetisi, film pendek non-kompetisi dan film panjang atau film bioskop,” katanya saat konferensi pers di Pondok Hayam Wuruk Purbalingga.
Kampanye film Nasional pada masyarakat desa, menurut Bowo, sangat efektif lewat gelaran layar tanjleb. “Kenyataan ini terus memantapkan kami di festival tahun ini kembali menggelar layar tanjleb keliling. Keterlibatan masyarakat dari kalangan pemuda dimana layar dibentangkan menjadi penting mengantarkan tontonan alternatif yang mendidik,” ungkapnya.
Program Kompetisi Pelajar
Program Kompetisi menjadi program utama untuk terus menggairahkan dan memajukan para pembuat film pendek pelajar se-Banyumas Raya dengan kategori fiksi dan dokumenter. Namun, tidak seperti tahun lalu, tahun ini karya pelajar SMP belum terjaring. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama.
Ada 43 film pelajar se-Banyumas Raya untuk Program Kompetisi yang masuk ke meja penyelenggara. Dengan rincian 33 film fiksi dan 10 film dokumenter. Film-film tersebut saat ini sedang melewati kurasi Dewan Program sebelum digodog oleh Dewan Juri.
Dewan Juri akan memilih satu film terbaik kategori fiksi dan satu film terbaik dokumenter dan dimungkinkan muncul Special Mention (film pilihan dewan juri) baik fiksi maupun dokumenter. Selain itu ada kategori film fiksi favorit penonton dan film dokumenter favorit penonton.
Bowo mengatakan keberadaan Festival Film Purbalingga selama ini terus berusaha menjadi pintu bagi karya-karya film pelajar Purbalingga dan Banyumas Raya meraih prestasi di festival-festival film di luar Purbalingga.
Program Non-Kompetisi dan Khusus
Pada Program Non-Kompetisi, FFP mengundang beberapa karya film pendek dan panjang (bioskop) berkualitas untuk turut menyemarakkan festival. Keseluruhan ada sekitar 50 materi film yang akan menghiasi Festival Film Purbalingga 2013.
Sementara Program Khusus kembali memberikan Penghargaan Khusus “Lintang Kemukus”. Penghargaan ini diberikan kepada individu maupun kelompok yang secara nyata berkontribusi atas kesenian dan kebudayaan tradisi di Banyumas Raya dalam berbagai aktivitasnya. Penghargaan ini sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi mereka. Selain itu program khusus menyuguhkan presentasi, diskusi, dan pentas seni, pameran yang merupakan satu rangkaian utuh Festival Film Purbalingga 2012.
Untuk informasi lengkap dapat diakses melalui http://festivalfilmpurbalingga.blogspot.com. Harapannya Festival Film Purbalingga ini akan terus berlanjut dimasa-masa mendatang.
Cp. Bowo Leksono
m: +628128062020
e: purbalinggafilmfest@gmail.com
w: http://festivalfilmpurbalingga.blogspot.com
f: FestivalFilm Purbalingga
t: @festfilmpbg

SUMBER : filmpelajar.com

Pelajar Pemalang Melestarikan Bahasa Daerah Lewat Film Pendek DIKUTIP dari FilmPelajar.com


Semua tahu bahasa daerah terus terpinggirkan. Penyebabnya, yakni banyak anak muda yang tak tertarik mempelajari bahasa daerah. Apalagi makin kuat tuntutan untuk lebih mengedepankan bahasa Inggris di setiap jenjang pendidikan. Bahasa daerah juga mendapat gempuran bahasa gaul atau ”alay”.
Namun, siswa Sekolah Menengah Kejuruan PGRI 3 Randudongkal, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, tak tinggal diam. Untuk mengupayakan bahasa lokal tetap eksis, mereka membuat film berbahasa Jawa dengan dialek pemalangan.
Itu dilakukan peserta ekstrakurikuler (ekskul) teater sekolah. Anggota Teater Sakti (nama teater di SMK kami) yang dibina Yosi Muhaemin, guru, mencoba membuat film pendek berbahasa Jawa dialek pemalangan.
Keputusan
Berawal dari pementasan drama semimusikal pada acara pelepasan siswa kelas XII pada tahun 2012. Saat itu pemain drama menggunakan bahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris.
Dalam pementasan itu, beberapa kalimat dalam bahasa daerah menjadi sangat populer, seperti kalimat sekola biayane larang sing bener ben dadi wong sukses (sekolah itu biayanya mahal sehingga harus sungguh-sungguh supaya menjadi orang sukses). Kalimat itu disukai pelajar dan guru karena berkesan humor tetapi mengandung nasihat.
Teater Sakti menetapkan pembuatan film pendek berbahasa Jawa dialek pemalangan dalam program kerja tahunan ekskul. Produksi film diawali riset bahasa daerah dialek pemalangan yang berbeda dengan dialek dari Yogyakarta dan Solo.
Hasil riset menunjukkan, kosakata yang muncul menyerupai dialek Tegal dan banyumasan, tetapi intonasi dan pelafalannya berbeda. Misalnya, kata rika‘(Indonesia: Anda), koe (kamu), dalam bahasa banyumasan diucapkan ko.
”Robet & Joni”
Mereka membuat film pendek berjudul Robet & Joni. Konsep cerita didasarkan pada peristiwa yang menggambarkan kearifan lokal. Nama Robet dipilih untuk menunjukkan kesan humor sehingga tak berat bagi anak muda. Selain menghibur, lakon ini juga memuat nilai cinta kelestarian alam, kebersihan lingkungan, dan kesadaran untuk belajar.
Cerita pada episode pertama (produksi Desember 2012) tentang kebiasaan pelajar membuang sisa permen karet di lantai. Film itu ditayangkan di sekolah dan di luar sekolah. Apresiasi yang cukup tinggi membuat produksi film berlanjut.
Pada Januari-Februari 2013, produksi film dilakukan di perkebunan teh Moga, Pemalang. Pesan dalam film episode itu adalah larangan berburu burung liar dan ajakan stop buang air besar sembarangan.
Itu didasarkan pada temuan bahwa banyak warga desa belum paham pentingnya menjaga sanitasi lingkungan. Dengan menggunakan bahasa daerah, diharapkan masyarakat memahami secara mudah pesan lewat film itu.
Produksi film relatif mudah dengan alat sederhana, seperti handycam, kamera digital, papan, dan styrofoam. Para pemain bergantian menjadi kru film. Editing video dikerjakan tim kreatif dari ekskul teater.
Ubah format
Selain menayangkan film, peserta ekskul juga mengubah format film agar bisa disebarkan melalui telepon seluler (ponsel). Hal ini karena banyak pelajar suka menonton lewat ponsel.
”Film ini menggelitik dengan penggunaan bahasa daerahnya. Ini belum ada sebelumnya,” ujar Puji Mardian Adisusilo, siswa SMK PGRI 3 Randudongkal, kelas XII Jurusan Teknik Kendaraan Ringan.
Selain sarat komedi, film itu juga menciptakan kalimat yang cepat populer di kalangan remaja. Ketika pergi ke warung, bahkan ke kantor kecamatan, ucapan sih mancinge nang wangan (kok memancing di parit) terdengar. Kalimat itu ada dalam film Robet dan Joni.
”Sebenarnya itu hanya celotehan humor, tetapi orang yang biasa berbahasa Indonesia pun kini mengucapkannya,” kata Desi Ade Budiman, pemain film berbahasa daerah itu.
Meski film karya siswa menggunakan bahasa daerah dialek pemalangan, warga yang tak paham pun dapat memahami ceritanya karena ada terjemahannya. Semoga lewat pembuatan film berbahasa lokal, bahasa Jawa dialek pemalangan tetap lestari.
Tim SMK PGRI 3 Randudongkal, Pemalang, Jawa Tengah: Rindi Setiana, Tanti Setiyaningsih, Riski Pangestu, Eli Setianingsih, Anisa AP, Lisa Nuraeni, Triyani, Dyah Ayu
KATA MEREKA FERI EKO ARIANTO Kelas XII SMK PGRI 3 Randudongkal
Jarang ada film pendek menggunakan bahasa daerah. Film semacam ini harus lebih dikembangkan dan tetap konsisten menggali kosakata-kosakata dialek pemalangan supaya beda dengan film pendek daerah lain.
ANISA NUR LAELI Kelas XII SMK PGRI 3 Randudongkal
Film ini tak hanya lucu, tetapi juga mendidik. Pemakaian bahasa daerah yang kental bisa memperkenalkan budaya kita kepada orang lain. Film ini bikin kita tak bosan menonton.
EDY SUMARYONO Wakil Kepala SMK PGRI 3 Randudongkal Bidang Kesiswaan
Film Robet & Joni yang berbahasa Jawa dialek pemalangan itu bagus. Film itu cukup efektif sebagai cara melestarikan bahasa daerah. Namun, di sini perlu ditambah pesan untuk membangkitkan nasionalisme.
YANTO RAHARJO Kepala SMK PGRI 3 Randudongkal
Filmnya bagus, apalagi mengangkat bahasa daerah khususnya bahasa asli Pemalang. Empat jempol buat anak-anak yang sudah ikut memelihara bahasa daerah.
Catatan:
Judul asli tulisan "Melestarikan Lewat Film Pendek". Judul disunting tanpa mengubah isi tulisan.

Thursday, April 25, 2013

Cara Insatl Linux CEPAT & TEPAT, Baca DISINI di Bloggeluti.blogspot.com




Kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara menginstall linux mint 13 mate
Berikut stepbystep nya:

Jika teman2 belum punya iso nya bisa download disini 

PILIH INSTAL LINUX MINT

lalu selanjutnya

Memilih Bahasa

LinuxMint Select Language


Pada layar terdapat beberapa pilihan bahasa. Bahasa yang anda pilih nantinya akan menjadi bahasa default desktop anda. Saya memilih bahasa Inggris.

Memeriksa Persyaratan Minimum

 

prepare requirements


Untuk peringatan terakhir, ketiadaan koneksi jaringan bisa diabaikan. lanjutkan dengan mengklik forward.

Memilih Jenis Instalasi

Selanjutnya kita akan memilih jenis instalasi yang akan dilakukan. Baca baik-baik petunjuknya lalu putuskan.


linuxmint install type
  1. Pilihan pertama adalah menginstall multi OS. 
    Jika anda belum mempersiapkan partisi khusus, anda dapat membuatnya langsung disini. Installer akan mengambil ruang kosong dari partisi yang telah ada.
  2. Pilihan kedua adalah menghapus semua hardisk. 
    Pilih ini jika anda memiliki hardisk baru atau ingin menggunakan keseluruhan hardisk dan menghapus sistem operasi sebelumnya.
  3. Pilihan ketiga adalah membuat pilihan sendiri. 
    Pilih ini jika anda ingin mengatur partisi apa yang akan digunakan. Pilih ini jika anda ingin membuat partisi khusus selain partisi default (/, /home dan swap) yang dibuat 2 metode instalasi sebelumnya.

Membuat Partisi untuk Linuxmint

Saya memilih pilihan ketiga karena akan menggunakan partisi sebelumnya yang telah digunakan oleh Ubuntu. Pertama kali saya membuat (lebih tepatnya mengalokasikan) partisi untuk system atau root ( / ). Saya mengalokasikan 5 Giga dan system file ext4 untuk ini. Saya juga memilih untuk mem-formatnya.


root partition


Kemudian saya membuat partisi untuk home, tempat data-data akan disimpan. Partisi lama saya menggunakan ext3, di partisi ini masih tersimpan file-file pekerjaan, film, musik dan sebagainya.
Untuk partisi /home saya memilih partisi yang telah ada, meng-assign format ext3 (sama dengan tipe filesystem sebelumnya) serta TIDAK memformatnya. Lain halnya jika anda membuat partisi baru, harus diformat.


home partition


Selanjutnya dalah membuat partisi swap. Partisi swap ini sebenarnya bersifat opsional, jika RAM anda besar mungkin anda tidak perlu menggunakan partisi swap. Jika sebaliknya, ada baiknya membuat partisi swap. Formula yang populer adalah 2x kapasitas total RAM anda.


swap partition


Setelah selesai, anda siap untuk proses peng-copy-an. Pastikan partisi yang anda buat tidak salah, jangan sampai anda memformat partisi yang berisi data. Jika sudah barulah menekan tombol Install Now.


final partition

 Memilih Zona Waktu

time zone


Selanjutnya adalah memilih zona waktu. Ini juga akan menentukan setting regional (seharusnya), seperti format mata uang, format waktu dan lainnya yang berkaitan. Sayangnya, ini tidak terjadi :-(

Memilih Layout Keyboard

pada pemilihan keyboard saya membiarkannya pada pilihan default dan langsung menekan forward.


select keyboard

Membuat User Baru

Di tahap ini kita membuat user baru. Jika anda memiliki user sebelumnya di partisi /home yang telah dialokasikan, gunakan username yang sama.


users


Enkripsi /home bisa juga anda pilih untuk keamanan tambahan :-) Ditahap selanjutnya, anda sudah bisa bersantai. Sambil menunggu instalasi selesai silahkan menikmati slideshownya :-)


slideshow

Instalasi Selesai

Jika sudah selesai, silahkan reboot atau melanjutkan menggunakan livecd.


install finish


Tampilan login baru ala Linuxmint dan MATE :-)
Semoga Bermanfaat:D

Friday, March 29, 2013

Abi Ageh Download

Friday, March 22, 2013

Free Download AIMPlayer

Free Download Vector for T-Shirt

Free Download Bells Sound Effects

 
Theme by Yusuf Fikri